Kemarin malam saya tiba-tiba teringat seseorang yang dekat dengan saya di masa lalu. Tidak, kami tidak dekat hanya sering bertukar kabar. Bagaimana bisa dikatakan dekat? kami saja bahkan tidak pernah bertemu. Tapi saya ingin jujur karena tidak pernah bertemu maka rasa rindu itu bahkan lebih menyiksa. Bagaimana bisa kita merindukan orang yang tidak pernah kita temui? konyol. Pagi hari nya saya berinisiatif untuk menghubungi dia, kalian tahu apa? saya bahkan tidak mempunyai kontak nya hahaha. Setelahnya saya hanya bisa menangis sementara mencari kontak nya. Saya kirim message ke instagram nya dan tidak ada balasan, harusnya saya tahu di tempat dia sangat susah untuk menggunakan instagram.
Saya mencoba untuk mencari email nya di sampah email saya karena saya sudah menghapus semua email dari dia. Dulu saya berfikir tidak ingin berurusan lagi dengan dia tapi ternyata saya masih membutuhkan nya. Sampai akhirnya saya install aplikasi yang dulu kita gunakan untuk bertukar kabar. Saya kira tidak akan ada kontak dia, ternyata masih sama. Saat itu saya sangat senang karena mendapatkan lagi kontaknya, sebenarnya saya tidak ingin apa apa hanya ingin mengetahui bagaimana kabarnya selama 2 tahun tidak bertukar kabar dengan saya.
Diluar ekspetasi bahkan dia fast respon membalas pesan yang saya kirim. Dikepala saya dia tidak akan ingat dengan saya bahkan mungkin dia akan mencampakkan pesan saya. Dia membalas saya dengan memanggil dengan sebutan dia ke saya waktu dulu, saya semakin menangis saat itu. Jujur, saya tidak tahu alasan saya menangis saat itu. Mungkin saya begitu merindukan nya hahaha. Setelah itu saya dengan dia bertukar kabar. Dia masih dia yang dulu yang ingat apa yang sedang saya lakukan pada jam itu, terharu. Bukan kah saya harusnya sadar bahwa saya dengan dia begitu jomplang perbedaan nya. Tetapi saya tidak ingin tahu diri untuk saat ini.
Singkat cerita setelah itu saya semakin merindukan nya, gawat ini. Apa yang harus saya lakukan? Saya tidak ingin menambah beban pikiran saya tetapi saya juga tidak ingin menjauh lagi darinya. Sekarang saya benar benar dilema dengan apa yang terjadi kemarin. Sepertinya harus saya sudahi menulis tentang dia karena saya tidak ingin dilema saya bertambah. Untuk saat ini saya hanya mampu menulis ini. Terimakasih.
: